ARTIKEL PENGEMASAN ATAU KEMAS ULANG INFORMASI
Pentingnya Pengemasan informasi dalam perpustakaan
Menurut Rosawidyawan
dalam kemas ulang informasi, dokumen diperkirakan relevan
dengan topik dianalisis dan disintesakan. Dalam arti diidentifikasi unsur-unsur
yang ada dalam dokumen dan hubungan strukturalnya. Perlu kita ketahui bahwa sintesis
informasi termasuk menyunting, menggunakannya kembali, menggabung, menyusun
ulang dokumen untuk menyampaikan tujuan secara lebih terfokus, dengan
perspektif baru. Sudah barang tentu informasi yang berisi sumber-sumber
ini perlu dievaluasi kesahihananya, kehandalannya, juga nilai intrinksiknya.
Ketika menganalisis dan mensitesiskan data penting, seperti data kesehatan,
penekanannya kita pada keakuratan, tepat waktu, dan manfaat.
Blake, C. and Pratt, W (2006)
mengulas model penelusuran informasi dan melaporkan perilaku sistesis ilmuwan
dan merekomendasikan untuk membangun sistem informai yang medukung kegiatan
sintesis. Kegiatan sintesis yang merka amati dari hari ke hari kegiatan
seorang ilmuwan, dan melihat bukti-bukti yang disintesakan berperan dalam
mengurangi informasi yang berlebihan dalam menengarai penemuan
baru, dia mengajurkan agar kita lebih memperhatikan kajian tentang
kegiatan sistesis. Selain itu, kita harus mempertimbangkan teknik manual yang
saat ini masih digunakan oleh para ilmuwan untuk mensintesis bukti dalam
konteks melonjaknya jumlah dari informasi baru.
Saya mengambil pengertian kemas
ulang informasi dari Rosawidyawan di http://rosawidyawan.wordpress.com/2012/03/17/kemas-ulang-informasi-membuat-informasi-mejadi-lebih-seksi/
Menurut saya pengemasan atau
kemas ulang informasi itu penting dipelajari oleh mahasiswa umum terutama oleh
mahasiswa perpustakaan karena dengan belajar kemas ulang kita dapat mengemas
informasi. Dan untuk meningkatan layana pepusatakan, adapula tahap-tahap dari
pengemasan informasi yaitu: penentuan tema, pengumpulan bahan, alih media,
evaluasi kemasan informasi. Dalam pengemasan informasi dapat mepermudah user,
pembuatan informasi adalah produk yang bisa membantu pemakai dalam mengambil
keputusan. Format yang digunakan bisa beragam tergantung preferensi pemakai.
Dalam membuat informasi, skill yang penting adalah Kemas Ulang Informasi
(Information Repackaging).
Dan pandangan saya terhadap
pengemasan informasi ini dalam perpustakaan merupakan kegiatan usaha
dari sebuah perpustakaan atau meningkatkan pusat informasi untuk mendekatkan
pengguna kepada user terhadap sumber-sumber informasi yang relevan,
akurat, mudah dan terakses secara cepat dan tepat. tetapi informasi
yang terkemas ini tidak akan dapat dimanfaatkan secara maksimal apabila tidak
didukung oleh peran tenaga perpustakaan atau pustakawan dalam mensosialisasikan
dan juga melakukan pendidikan pemakai perpustakaan. Intinya adalah pengemasan
informasi tidak selesai begitu saja sampai pada produk terkemas dihasilkan.
Akan tetapi juga pada
pencapaian tujuan pengemasan informasi tersebut, yakni memberikan
informasi lebih baik dan menarik bagi pengguna perpustakaan. Dalam kemas
ulang informasi kita juga bisa membantu user atau pengujung dalam mencari
informasi dan bahan-bahan buku diperpustakaan. Contoh kemas ulang informasi
dalam perpustakan meliputi yaitu:
a. Kumpulan
Artikel Terpilih, Bibliografi
b. Vedio
film, DVD
c. Buku novel
d. Buku-buku
yang ada di dalam perpustakaan
Contoh lain dalam kemas
ulang informasi yaitu kita bisa mengemas sebuah film yang waktunya lama, dalam
pembelajaran pengemasan ini lebih mempermudah kita untuk mengemas sebuah film
yang lebih singkat dan mudah dimengerti oleh user. Contohnya freedom
writers, dalam film ini jeda waktunya bisa 2 jam.
Dengan
kita belajar pengemasan informasi kita dapat mengkemas film yang jeda waktunya
lama kita dapat mencari poin-poin atau gagasan yang penting dalam film ini dan
kita bisa membuat kemas ulang secara singkat.
semoga bermanfaat untuk anda ......... TERIMA KASIH :)
Komentar
Posting Komentar